Powered By Blogger

Sabtu, 02 April 2011

sumber belajar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar tidak akan lepas dari tiga komponin pokok yaitu, Pendidik (guru, dosen), Peserta didik (murid/siswa) dan Bahan pembelajaran atau sumber belajar. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Nasional, No. 20 th. 2003 yang berbunyi:
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatas, mengisyaratkan tiga komponen penting dalam pembelajaran, yaitu peserta didik, pendidik dan sumber belajar.
Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis menyajikan beberapa rumusan masalah, diantaranya sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari sumber belajar?
2.      Bagaimana klasifikasi dari sumber belajar?
3.      Apa komponen dan faktor dari sumber belajar?
4.      Bagaimana cara memilih sumber belajar?
5.      Bagaimana cara memanfaatkan sumber belajar?

C. Manfaat dan Tujuan
            Adapun manfaat dari penulisan makalah ini kita dapat mengetahui pengertian, klasifikasi, komponen-komponen dari sumber belajar dan juga kita dapat memilih sumber belajar yang tepat dalam proses pembelajaran, sehingga ketika kita menyampaikan pelajaran, pelajaran kita dapat diterima oleh murid, karena sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
            Adapun tujuannya secara husus adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab. Adapun secara umum diharap dapat mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran yang diampuhnya.























BAB II
PEMBAHASAN

 A. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar, baik secara langsusng maupun secara tidak langsung. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale dalam Sudjana dan Rivai (2003:76) yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Lebih lanjut Sudjana dan Rivai (2003:77) menyebutkan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.
Dalam pembagian sumber belajar itu, terdiri dari dua macam, yaitu (1) sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar-mengajar, dan (2) sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di sekeliling kita.
Sumber belajar dalam pengertian luas dikemukaan oleh Torkleson dalam AECT (1994:87) mengemukakan bahwa sumber-sumber itu mempunyai pengertian luas, melebihi bidang audiovisual tradisional dan menjangkau pengembangan bidang teknologi pendidikan masa sekarang dan yang akan datang.

B. Klasifikasi Sumber Belajar
AECT (Association of Education Communication Technology) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam;
1.      Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
2.      People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.
3.      Material (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya, film, audio, majalah dsb.
4.      Device (alat), yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.
5.      Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simulasi, demonstrasi, tanya jawab dsb.
6.      Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kels, perpustakaan, tenang, ramai dsb.
Disamping itu, kita juga dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi yang lain, yaitu:
1.      Menurut sifat dasarnya, sumber belajar ada 2 macam yaitu sumber insani (human) dan non-insani (non-human).
2.      Menurut segi pengembngnnya, sumber belajar ada 2 macam:
- Learning resources by design (sumber belajar yang dirancang untuk keperluan pengajaran).
- Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk keperluan pengajaran.

C. Komponen dan Faktor Sumber Belajar
Komponen sumber belajar adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar itu, dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat digunakan secara terpisah. Sudjana dan Rivai (2003:82) mengemukakan komponen-komponen dan faktor-faktor yang berpengaruh kepada sumber belajar sebagai berikut:
1)      Komponen-komponen sumber belajar
*  Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar.
*  Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar
*  Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
*  Tingkat kesuitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar.
2)      Faktor-faktor yang berpengaruh kepada sumber belajar
*  Perkembangan teknologi
*  Nilai-nilai budaya setempat
*  Keadaan ekonomi pada umumnya
*  Keadaan pemakai

 D. Memilih Sumber Belajar
Sudjana dan Rivai (2003:84) merumuskan beberapa kriteria dalam pemilihan sumber belajar. Kedua kriteria pemilihan sumber belajar terebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun bagi sumber belajar yang dimanfaatkan.
1)      Kriteria umum
*  Ekonomis
*  Praktis dan sederhana
*  Mudah diperoleh
*  Bersifat fleksibel
*  Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan
2)      Kriteria berdasarkan tujuan
*  Sumber belajar guna memotivasi
*  Sumber belajar untuk tujuan pengajaran
*  Sumber belajar untuk penelitian
*  Sumber belajar untuk memecahkan masalah
*  Sumber belajar untuk presentasi

E. Memanfaatkan Sumber Belajar
Ada beberapa persyaratan dalam memanfaatkan berbagaisumber belajar. Sudjana dan Rivai (2003:87) mengemukakan persyaratan sebagai berikut :
  1. Tujuan instruksional hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar yang sahih
  2. Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan analisis isi pelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Hal itu perlu dilakukan sebagai dasar pemilihan serta pemanfaatan sumber belajar agar materi yang disajikan melalui sumber-sumber belajar dapat memperjelas dan memperkaya isi bahan
  3. Pemilihan strategi, metode pengajaran yang sesuai dengan sumber belajar.
  4. Sumber-sumber belajar yang dirancang berupa media instruksional dan bahan tertulis yang tidak dirancang
  5. Pengaturan waktu sesuai dengan luas pokok bahasan yang akan disampaikan kepada siswa. Waktu yang diperlukan untuk menguasai materi tersebut akan mempengaruhi sumber belajar yang dipergunakan
  6. Evaluasi, yakni bentuk evaluasi yang akan digunakan.






      




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
  1. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung. Sedangkan Edgar Dale berpendapat bahwa, yang disebut sumber belajar adalah pengalaman.
  2. Sumber belajar diklasifikasikan menjadi 6 yaitu: Message, People, Material, Device, Technique, Setting. Selain itu juga bisa diklasifikasikan menjadi; human dan non-human, serta sumber belajar yang dirancang dan tidak dirancang.
  3. Komponen-komponen sumber belajar: Tujuan, bentuk, pesan yang dibawa, tingkat kesulitan pemakaian sumber belajar. Sedangkan faktor-faktor yang             berpengaruh kepada sumber belajar adalah: perkembangan teknologi, nilai-nilai budaya setempat, keadaan ekonomi pada umumnya, dan keadaan pemakai
  4. Dalam rangka memanfaatkn sumber belajar secara luas, guru hendaknya memahami beberapa kualifikasi yang dapat menunjuk pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber belajar.














DAFTAR PUSTAKA


































DAFTAR ISI

Daftar Isi....................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN

A
Latar Belakang......................................................................................................
1
B
Rumusan Masalah.................................................................................................
1
C
Manfa’at dan Tujuan.............................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN

A
Pengertian Sumber Belajar……………………………………………………...
3
B
Klasifikasi Sumber Belajar...................................................................................
3
C
Komponen dan Faktor Sumber Belajar.................................................................
4
D
Memilih Sumber Belajar.......................................................................................
5
E
Memanfaatkan Sumber Belajar.............................................................................
6
BAB III PENUTUP

A
Kesimpulan...........................................................................................................
7
Daftar Pustaka...........................................................................................................
8






















SUMBER BELAJAR

  
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Ahir Semester (UAS)
Mata Kuliah Media & Tekhnologi Pembelajaran BA

Dosen Pengampuh: Taufiqurrahman, M. Pd.        

     
       






Oleh:

1.
Hariri
2.
Asroyo
3.
Masyku
4.
Zakariya

SEKOLAH TINGGI ISLAM AL-KARIMIYAH (STIA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
Braji Gapura Sumenep
2011

Kriteria guru yang baik menurut al-Ghazali

Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”.(Ramayulis,1982:42) Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36)
Untuk menjadi seorang pendidik yang baik, Imam Al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Tulisan berikut ini merupakan kutipan yang diambil oleh penulis dari buku Abuddin Nata (2000:95-99) ketika menjelaskan kriteria guru yang baik dari kitab Ihyaa Ulumuddin yang merupakan karya monumental Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. Sengaja kutipan di bawah ini diberi sedikit komentar untuk lebih memperjelas maksud yang hendak disampaikan.
Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya  Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh  dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.
Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagai berikut :
Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim (berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai.
Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.
Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.
Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)
Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)
Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu.
Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwa sebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. Sifat guru yang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia, kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yang tetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. 



Daftar Pustaka

Al-Ghazali, Ihyaa Ulumuddin, Beirut : Daar al-Fikr,  Juz I, t. th.
Nata, Abuddin, , Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Cet. I, 2000.

Ramayulis, Didaktik Metodik, Padang : Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 1982.

_________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, Cet. II, 1998.

Prinsip-Prinsip dan Kriteria Dalam Memilih Teknologi Dan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab



Prinsip-Prinsip dan Kriteria Dalam Memilih Teknologi Dan
Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Media Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Taufik Rahman, M.Pd.I

                                                  

                  
                                                                                          



                                                     






Disusun Oleh:
Marzuki
Abd. Haris
Ghazali
Isti’anah

Semester IV BA

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI ISLAM AL-KARIMIYAH
(  S  T  I  A  )
BERAJI GAPURA SUMENEP
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Penggunaan media teknologi dalam pengajaran Bahasa Arab bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas persentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya.
Media teknologi pandang ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya: menarik minat siswa, meningkatkan perhatian siswa, memberikan data yang kuat dan terpercaya, memadatkan informasi, memudahkan menafsirkan data. Media teknologi pembelajaran dapat membangkitkan memotivasi belajar siswa serta memberika stimulus bagi kemauan belajar. Disamping itu, media teknologi dapat membangkitkan rasa senang dan gembira siswa-siswi dan memperbaharui semangat mereka. Dengan rasa senang dan motivasi siswa yang tinggi, maka pembelajaran bahasa Arab di kelas lebih efektif, inovatif, komunikatif, dan dapat memantapkan pengetahuan bahasa Arab pada benak siswa.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-Prinsip dan Kriteria Dalam Memilih Teknologi Dan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

1.      Media
Kata media berasal dari kata latin “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. Media pengajaran secara luas dapat diartikan sebagai berikut: “Setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memantapkan kondisi siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, komputer, gambar, dan lingkungan sekolah adalah media.
Media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2.      Teknologi
Kata “teknologi” berasal dari kata latin “tekno” yang bahasa Inggrisnya “art” dan kata “logos” atau “ilmu”. Menurut Webster, “art” adalah ketrampilan yang diperoleh lewat pengamatan, studi, dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang ketrampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
Bila dikaitkan dengan pengajaran, teknologi mempunyai pengertian dimana “teknologi bukan hanya sekedar benda, alat, bahan, perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen, yang berhubungan dengan pengeterapan ilmu. Erat kaitannya dengan kata “teknologi” dikenal juga istilah “teknik”. Teknik dalam pengajaran bahasa bersifat implementasional. Maksudnya bersifat apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas. Ia merupakan suatu strategi khusus. Richards menjelaskan pula bahwa “teknik” adalah prosedur (khutuwat) dan praktek yang sesungguhnya di dalam kelas.
Dari sini tampak jelas bahwa “teknologi’ bukanlah hanya pembuatan kapal terbang, kapal pesiar, pesawat tempur yang mutakhir saja, tetapi melipat kertas menjadi kapal tebang mainan itu juga hasil teknologi, karena ia juga hasil ketrampilan dan seni (skill). Teknologi dibagi menjadi dua macam, yaitu teknologi canggih dan teknologi tradisional. Teknologi pengajaran bahasa Arab berada dalam wawasan pengertian teknologi tradisional. Dengan demikin, teknologi pengajaran bahasa Arab akan membahas masalah bagaimana seorang guru bahasa Arab memakai media dan alat bantu dalam KBM bahasa Arab yang sesungguhnya di dalam kelas. juga, membahas tentang masalah ketrampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan bahasa Arab.
Dengan beberapa penjelasan di atas dapat diartikan bahwa unsur inti dalam media teknologi pembelajaran bahasa arab adalah “belajar” dan “sumber-sumber” untuk keperluan belajar itu. Namun kedua unsur inti ini belum cukup namun masih diperlukan adanya unsur lain yaitu dipakainya “pendekatan sistem” dan adanya “pengelolaan” atas seluruh kegiatan. Dengan mengutamakan masalah “belajar” (dan bukan alatnya atau bahannya) maka dalam media teknologi pembelajaran yang dijadikan titik perhatian utama adalah anak didik. Anak didik supaya belajar perlu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar. Proses interaksi ini perlu dikembangkan secara sistematik, serta dikelola dengan baik.
Karenanya media teknologi pembelajaran diartikan sebagai “metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun manusia dan anteraksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pembelajran yang lebih efektif.


Dari paparan di atas dapat datarik sebuah kesimpulan yaitu:
  1. Mengetahui karakteristik dari masing-masing media cetak dan teknologi (audio visual).
  2. Mengetahui proses pembelajaran Bahasa Arab.
  3. Bagaimana media dan teknologi itu bisa dikembangkan untuk pembelajaran bahasa Arab.

B.     Definisi Sumber Belajar
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sumber belajar merupakan daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar, baik secara langsusng maupun secara tidak langsung. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Kendati demikian, maka sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya

C.    Klasifikasi Sumber Belajar
Adapun klasifiksi sumber belajar sebagai berikut:
1.      Man, sebagai pihak yang menyalurkan atau mentransmisikan pesan.
2.      Materials, dan Devices sebagai bahan (software) dan perlengkapan (hardware).
3.      Methods sebagai cara atau metode yang dipakai dalam menyajikan informasi.
4.      Setting sebagai lingkungan tempat interaksi belajar mengajar terjadi.






D.    Komponen atau Faktor Sumber Belajar
Pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengisyaratkan tiga komponen penting dalam pembelajaran, yaitu peserta didik, pendidik dan sumber belajar.
Komponen sumber belajar adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar itu, dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat digunakan secara terpisah. Adapun komponen-komponen dan faktor-faktor yang berpengaruh kepada sumber belajar sebagai berikut:
1.      Komponen-komponen sumber belajar
Ø  Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar
Ø  Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar
Ø  Pesan yang dibawa oleh sumber belajar
Ø  Tingkat kesuitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar.

2.      Faktor-faktor sumber belajar
Ø  Perkembangan teknologi
Ø  Nilai-nilai budaya setempat
Ø  Keadaan ekonomi pada umumnya
Ø  Keadaan pemakai

E.     Fungsi dan Peranan Sumber Belajar
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media teknologi pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media teknologi yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar.
Peranan media teknologi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa. Kemudian, penggunaan media teknologi akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media teknologi dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media teknologi adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara umum fungsi dan peranan media teknologi secara adalah sebagai berikut:
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dan sebagainya, peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai.
3.      Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa.
4.      Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
5.      Membuat konkret konsep yang abstrak.
6.      Menampilkan obyek yang terlalu besar, nisalnya seperti pasar atau candi Borobudur.
7.      Menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang seperti halnya mikro-organisme.
8.      Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slomotion; memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
9.      Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa.
10.  Membangkitkan motivasi belajar.
11.  Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar.
12.  Memberikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
13.  Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak.
14.  Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa .
Selain itu, media teknologi pembelajaran mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak didik, serta mempersatukan pengamatan anak.






















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan di atas jelaslah bahwa penggunaan media teknologi sangat membantu proses belajar-mengajar di kelas, terutama bagi siswa. Karena itu, penggunaan media teknologi pengajaran siswa dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa Arab.
Meskipun telaah atau kajian tentang media teknologi pembelajaran ini kurang mendapat perhatian dari para guru pengajar terutama pengajaran bahasa Arab, tetapi uraian singkat ini sangat penting untuk meningkatkan kualias dan profesionalitas guru untuk mentransfer ilmu kebahasaannya. Karena, pada umumnya banyak menganggap bahwa belajar bahasa Arab itu sulit, terjebak pada struktur kalimat dan kebahasaan. Sehingga, murid mengalami kesulitan untuk memahami bahasa dan sulit untuk mengaplikasiakan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.
Paradigma ini harus dirubah menjadi kesan yang menyenangkan dan mudah. Tentunya dengan merekonstruksi dan menformat metode dan media teknologi menjadi metode baru yang lebih interaktif dan menyenangkan. Harapan kami dengan kajian ini guru memiliki informasi baru untuk mampu mereproduksi media-media atau teknologi baru yang dapat dipergunakan dalam pengajaran.

Daftar Pustaka :
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Anderson, R. H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

www.wordpress.com Penggunaan Teknologi Pengajaran Bahasa Untuk Meningkatkan Ketrampilan Siswa Dalam Berbahasa Arab.